Minggu, 30 Agustus 2015

Usain Bolt


Catatan medali
Usain Bolt
Usain Bolt
Mewakili  Jamaika
Atletik Pria
Olimpiade
Emas Beijing 2008 100 m
Emas Beijing 2008 200 m
Emas Beijing 2008 4 × 100 m estafet
Kejuaraan Dunia
Emas Berlin 2009 100 m
Perak Osaka 2007 200 m
Perak Osaka 2007 4 × 100 m estafet

Usain Bolt (lahir di Trelawny, Jamaika, 21 Agustus 1986; umur 29 tahun) adalah pelari Jamaika. Bolt adalah pemegang rekor dunia lari 100m dan 200m putra saat ini, masing-masing dengan catatan waktu 9,58 detik dan 19,19 detik yang diciptakannya pada Kejuaraan Atletik Dunia 2009.[1] Kedua rekor tersebut memecahkan rekor lama yang juga dipegangnya, 9,69 detik[2] dan 19,30 detik yang ia ciptakan pada Olimpiade Beijing 2008. Rekor 100 meter di Olimpiade Bejiing tersebut sendiri memecahkan rekor sebelumnya yang juga ia pegang, 9,72 detik yang diciptakan di Kejuaraan Reebok New York pada 31 Mei 2008. Selain itu di Beijing ia juga menciptakan rekor dunia baru (37,10 detik) dalam nomor 4 x 100m estafet bersama rekan-rekannya. Pada tahun 2004 ia menciptakan rekor dunia junior baru pada nomor lari 200 m dengan catatan waktu 19,93 detik. Ia meraih medali perak pada Kejuaraan Dunia 2007 di Osaka dalam nomor lari 200 m dengan waktu 19,91 detik. Pada Kejuaraan Dunia Atletik 2009 yang dilangsungkan di Berlin ia memecahkan rekor dunia baru di nomor lari 200 meter dengan catatan waktu 19,19 detik dan tercatat sebagai rekor dunia baru.

Teknik Dasar Atletik Nomor Lari 100 Meter

Tehnik Dasar Atletik Nomor Lari 100 Meter


A. Teknik Start Lari 100 Meter
http://volimaniak.blogspot.com/Dalam perlombaan lari dikenal 3 macam start, yaitu start jongkok (crouching start) digunakan pada lari jarak pendek, start berdiri (standing start) di gunakan pada lari jarak menengah, jarak jauh dan marathon. Start melayang (flying start) digunakan lari sambung atau estafet oleh pelari kedua dan pelari berikutnya.

Teknik start jongkok mempunyai 3 macam posisi start yang dilakukan pada block start, yaitu:

a) Short Startbunc Start (Start Pendek)
Posisi start ini diukur 16 inci dari garis start sampai dengan block start depan. Saat jongkok lutut kaki belakang berada di depan ujung kaki yang lain. Apabila berdiri, ujung kaki belakang akan terletak kira-kira disamping tumit. Start ini dapat menghasilkan kecepatan yang tinggi, tetapi bagi anak-anak start ini kurang sesuai karena dengan posisi kaki yang berdekatan, peranan kedua tangan akan terasa lebih berat, maka start pendek ini akan sesuai dipakai pada atlet yang sudah terlatih.
b) Medium start (start menengah)
Posisi start ini diukur 21 inci dari garis start sampai dengan block start depan, Saat berjongkok lutut kaki belakang kira-kira berada di samping lekukan telapak kaki depan. Start ini juga biasa menghasilkan kecepatan yang tinggi. Pada posisi ini atlet dapat mengeluarkan tenaga yang besar untuk melesat dari block start, dengan kecepatan yang tinggi, sehingga posisi start ini banyak digunakan oleh para atlet.
c) Long start (start panjang)
Posisi start ini diukur 21 inci dari garis start sampai block start depan, dengan jarak 26 inci diantara block. Saat berjongkok lutut kaki belakang berada disamping atau kira-kira segaris dengan tumit kaki depan atau letak lutut lebih mundur lagi, kedua telapak kaki saling berjauhan. Start ini kurang menguntungkan. Pelari yang berkaki panjang biasanya sesuai dalam memakai start ini.
Adapun gerakan aba-aba “Siap” lari jarak pendek 100 meter adalah :
atletik lari 100 meter
a) Pada aba-aba “bersedia” atlet mulai menempatkan diri pada block start, dengan kedua kaki bertumpu pada block start, dan lutut kaki belakang diletakan ditanah, pada saat yang sama tangan diletakan dibelakang garis start, kurang lebih selebar bahu, dengan ujung-ujung jari menyentuh tanah, antara ibu jari dan telunjuk membentuk seperti huruf V, kepala relak dengan pandangan mata kedepan
b) Pada aba-aba “siap” lutut diangkat dari tanah sedemikian rupa sehingga kedua kaki sama-sama menjadi sedikit bengkok, untuk idealnya menurut Vern Gambetta, lutut depan membentuk sudut 90 derajat, dan lutut belakang membentuk sudut antara110 sampai 120. Dan kaki kaki tersebut menekan pada balok, pinggul menjadi naik sedemikian rupa sehingga lebih tinggi dari bahu yang letaknya berada diatas tangan, lengan di pertahankan lurus dengan berat badan dibebankan merata kepada semua titik tumpu, punggung tidak boleh tinggi dari bahu dan dicari posisi mana yang paling enak untuk dapat melesat secepatnya dari balok start dan pandangan mata melihat kedepan, kurang lebih 1,5meter didepan garis start.
c) Pada saat pistol bunyi atau aba-aba “ya”, si atlet dengan reaksi yang cepa bertolak dari balok start, pada saat yang sama mengangkat tangan dari tanah, yang mengakibatkan ketidakseimbangan badan sebagai tahap awal dari gerakan start, kaki belakang dalam keadaan bengkok bergerak maju, kaki yang lain diluruskan dengan kuat untuk memberikan daya dorong kedepan, kedua lengan memberikan imbangan gerak terhadap kedua kaki dan membantu memberikan daya selama gerakan lari.
 

B. Teknik Lari Jarak Pendek 100 Meter


Pada teknik lari jarak pendek ada 3 macam bagian yang harus diperhatikan, yaitu: langkah kaki, ayunan lengan serta kecondongan badan.

teknik dasar atletik lari 100 meter

1. Langkah Kaki

Gerakan lari secara keseluruhan dimulai dengan tanah kembali, siklus keseluruhan dimulai saat dimana satu kaki melangkah menyentuh tanah, dan sampai kemudian menyentuh lagi, jadi terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap melangkah (drive)

Mata kaki dan lutut diangkat pada saat titik berat badan bergerak didepan kaki yang menumpu, dan mendorong pinggul kedepan. Kaki yang melangkah ditekuk dan bergerak kedepan dan keatas, ekstensi maksimum dari kaki yang melangkah bersamaan dengan gerak mengangkat paha dari kiri, ekstensi tersebut kedepan sampai kejari jari kaki.
Kedua lengan mengayun memberi imbangan gerak terhadap kedua kaki, titik maksimum gerakan ini bersamaan pula dengan gerak dorong akhir, sehingga bila siku berada dititik jauh dibelakang, lutut yang satunya akan mencapai tinggi maksimum didepan badan, ayunan tangan kedepan kearah hidung serta ayunan kebelakang agak keluar dengan siku ditekuk membuat sudut kira-kira 90 derajat.

b. Kontak (contact)

Kontak dengan tanah untuk lari jarak pendek khususnya lari jarak 100 meter berbeda dengan lari jarak jauh dan menengah. Pada lari jarak jauh dan menengah kontak terjadi saat telapak kaki menyentuh tanah, sedangkan kontak pada saat lari jarak 100 meter terjadi pada saat bola kaki menyentuh tanah.

c. Support

Pada saat yang sama lutut sedikit dibengkokan sebagai persiapan untuk melangkah, sedangkan lutut yang lainya ketika bergerak kedepan terus dibengkokan (jaga keseimbangan dengan kecepatan) sampai ini menjadi kaki tumpu (dibawah titik berat badan), dan diteruskan bersama dengan pinggul bergerak kedepan pada saat rilek pada saat kaki tumpu menjadi kaki dorong. Ayunan kedua tangan tetap kearah hidung.

d. Tahap pemulihan (recovery)

Sekali gerak melangkah itu selesai, sentuhan pada tanah yang dibuat oleh tungkai selesai juga, dan titik pusat berat badan tetap diproyeksikan pada satu garis lurus kedepan (bukan parabola), tungkai yang telah melangkah secara otomatis akan terangkat kebelakang, sedangkan tungkai yang lain kedepan dan mulailah terbentuk tarikan yang aktif ketika tungkai mulai menyentuh tanah.
Tungkai belakang membuat gerakan rotasi yang berulang ulang dan lengan berayun dengan arah yang berlawanan. Siklus ini dapat disebut suatu gerakan rilek dalam saaat melayang atau tahap pemulihan.

2. Ayunan Lengan

Ayunan lengan pada lari jarak pendek gerakannya lebih keras dibandingkan dengan lari jarak menengah dan jauh karena dipengaruhi oleh kecepatan yang tinggi, sehingga secara otomatis ayunan lengan akan lebih keras dan lebih tinggi juga frekwensinya dan lebih banyak di bandingkan dengan lari jarak menengah dan jauh. Ayunan tangan harus kuat agar keseimbangan titik terganggu, ayunan tangan ini mengarah kedepan hidung serta ayunan kebelakang agar keluar dengan siku ditekuk membentuk sudut 90 derajat.

3. Kecondongan Badan

Pada lari jarak pendek posisi badan condong kedepan, tidak membungkuk dan juga tidak membusungkan dada, pandangan tidak terlalu jauh kedepan, sebaiknya kurang lebih 5 sampai 10 meter kedepan (Yusuf Adisasmita, 1992:40)
Namun pada kenyataannya pada atlet kelas dunia, seperti Carl Lewis dan Ben Johnson, posisi badan tidak condong kedepan, namun cenderung hampir tegak, hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh kecepatan lari yang sangat tinggi, sehingga secara otomatis badan akan tegak dalam melakukan lari jarak pendek 100 meter tersebut.

C. Teknik Finish

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pelari pada waktu melewati garis Finish, diantaranya:
  1. Lari terus tanpa mengubah sikap lari
  2. Dada dicondongkan kedepan, tangan kedua-duanya diayunkan kebawah belakang, di Amerika lazim disebut “the lunge” atau merobohkan diri.
  3. Dada diputar dengan ayunan tangan kedepan atas, sehingga bahu sebelah maju kedepan.
 

latihan yang Efektif Meningkatkan Performa Lari

latihan yang Efektif Meningkatkan Performa Lari
 
Practice makes perfect. Tentu saja, latihan akan selalu membuat kita lebih baik. Sebelum  mengikuti lomba lari manapun, latihan sangatlah wajib dilakukan. Dibutuhkan latihan yang tepat untuk meningkatkan performa lari secara efektif. Berikut adalah bentuk-bentuk latihan yang direkomendasikan dalam bidang kompetisi lari.

1.       Latihan Otot Dasar
Pertama-tama, buat pembiasaan tubuh terhadap aktivitas berat. Cukup lakukan push-up, sit-up, dan back up. Untuk push-up, lakukan dengan lengan yang sebisa mungkin menempel pada tubuh. Lakukan juga menggunakan otot dada serta perut, bukan hanya otot lengan, sehingga melatih otot pernafasan dengan membuatnya ikut berkontraksi. Jika kedua otot digunakan, bentuk pushup akan selalu sempurna hingga gerakan terakhir dengan tubuh yang separas dengan tanah. Sit-up dilakukan dengan menurunkan badan serendah mungkin tapi tidak sampai menyentuh lantai, dan kaki harus diganjal sehingga tidak bergerak. Back-up jugadilakukan dengan kaki yang diganjal, lalu naikkan tubuh bagian atas setinggi mungkin, dengan sudut elevasi yang ideal adalah 45 derajat dari permukaan.
Lakukan ketiga gerakan tersebut 100 kali setiap gerakan sehari, lalu tingkatkan sebisanya yang penting bisa rutin hampir tiap hari. Jika belum terbiasa, mulailah dari angka yang bisa, lalu tingkatkan angkanya tiap minggu. Latihan ini bertujuan untuk memperkuat "otot inti" yang sebenarnya memainkan peran yang penting juga dalam berlari. 

2.       Latihan Nafas
Mungkin terlihat sederhana, tapi ini adalah latihan dasar sebagai pembiasaan untuk latihan Interval atau untuk meningkatkan VO2 MAX secara langsung. Gerakannya adalah dengan menarik nafas sedalam-dalamnya hingga dinding dada terasa tertarik kencang, lalu hembuskan hingga paru-paru kempis sekempis mungkin. Lakukan gerakan terebut dalam kecepatan yang setinggi-tingginya. Coba pertahankan gerakan tersebut selama 30 detik hingga satu menit setiap sesi.
Selain melatih kemampuan paru-paru, latihan ini juga membiasakan tubuh menampung oksigen dalam jumlah yang besar. Oleh Sebab itu, saat melakukan latihan ini tubuh serasa pusing atau hampir pingsan. Jangan berhenti dan menahan nafas tiba-tiba, karena akan benar-benar menyebabkan pingsan.

3.       Latihan Beban Otot Kaki
Selain pernafasan, otot yang kuat juga diperlukan untuk lari yang cepat. Lakukan beberapa gerakan dibawah yang dapat memberi beban pada otot-otot tertentu yang secara utama terpakai dalam lari, sehingga dapat memperkuat otot tersebut.
a.       Lompat tangga
Lakukan lompatan pada tangga, setinggi sekitar 40cm, dalam sekali lompatan. Lompat dengan dua kaki sekaligus untuk menyeimbangkan dorongan pada tubuh
b.      Putaran badan
Letakkan salah satu kaki pada tangga seperti yang tadi, dan satu lagi ke depan. Turunkan badan hingga kaki di depan tertekuk 90 derajat. Letakkan tangan di atas, lalu putar badan ke kiri dan ke kanan.
c.       Streching Berbeban
Buat kuda-kuda dengan satu kaki menekuk ke depan dan satu lagi jauh ke belakang. Tekan dan turunkan badan serendah mungkin, dan naik kembali. Lakukan juga dengan mengganti kaki setiap lima atau 10 kali, tergantung selera dan kemampuan pribadi
d.       Squat-Stand
Squat stand atau berdiri jongkok bertujuan untuk memperbesar dorongan yang dapat dihasilkan kaki. Squat-Stand dapat dilakukan dengan kedua kaki bagi yang pemula, sementara bagi yang advanced dapat melakukannya dengan salah satu kaki saja, sehingga memperbesar beban dan meningkatkan efek latihan. Untuk kedua kaki, repetisi yang baik adalah 20-40 kali sementara untuk salah satu kaki, repetisi yang baik adalah 10-20 kali pada masing-masing kaki setiap sesi, dengan 3-10 kali berturut-turut pada kaki yang sama.

4.       Latihan Utama: Lari Jarak Jauh
Setelah mempersiapkan tubuh dengan kekuatan kaki dan pernafasan, saatnya untuk membangun ketahanan tubuh dengan kegiatan lari berdurasi panjang. Caranya adalah dengan berlari sejauh-jauhnya dengan jarak yang dapat diatasi tubuh. Untuk pemula, setelah melakukan beberapa latihan diatas, diharapakan dapat menjangkau 1km tanpa henti. Namun perlu diperhatikan, jika terasa sesuatu yang tidak baik, hentikan larinya untuk menghindari cidera. Sedangkan untuk pemula jarak Full-Marathon, seseorang diharuskan dapat mencapai 20 mil (32,16km) terlebih dahulu.
Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan jarak jangkau lari dengan langsung berlari hingga jarak terjauh yang dapat dijangkau, dan terus meningkatkannya setiap minggu. Namun terdapat peraturan dalam peningkatan jarak, yaitu peningkatan jarak tempuh total tiap minggu tidak boleh melebihi 10%. Tubuh manusia juga memiliki batas, dan dalam mendorong batas tersebut, tidak boleh dilakukan secara berlebihan, atau tubuh akan cidera.
Selain itu, latihan ini merupakan simulasi saat balapan. Terdapat juga peraturan bahwa jangan pernah lakukan sesuatu di balapan yang tidak pernah dilakukan saat latihan, atau akan kacau saat melakukannya. Jadi, persiapkan semuanya mulai dari perlengkapan hingga perbekalan, untuk membiasakan diri seperti apa nanti di balapan, bagaimana teknik lari, bagaimana cara makan dan minum di tengah lari (jika perlu), dan lain-lain.

5.       Latihan Kecepatan
Latihan kecepatan atau speedwork adalah latihan pada intensitas tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan lari, dengan melakukan aktivitas yang mendekati VO2 MAX atau threshold power. Latihan ini sangat membebani tubuh sehingga harus berhati-hati terhadap cidera. Terdapat beberapa jenis speedwork, antaranya :
a.       Lari Interval
Grafik kecepatan lari pada sebuah latihan Interval
Yang dimaksud dengan latihan interval atau dengan nama lain "HIIT" (High-Intensity Interval Training) adalah berlari berganti-ganti pace, sprint dan santai, dengan interval tertentu. Interval dapat berpatok pada suatu jarak atau lap, dan waktu. Pola interval ini bertujuan untuk membuat tubuh dapat melakukan sprint secara berulang kali dengan mengistirahatkan otot tanpa menurunkan detak jantung sehingga hasil latihan lebih maksimal. Misal, pada sebuah lapangan lari, satu lap adalah 400m. Untuk latihan interval, larilah satu lap atau 400m dengan kecepatan sprint, tekan tubuh hingga batasnya. Setelah satu lap, ganti kecepatan menjadi lari santai (usahakan tidak sampai berjalan) dan ulangi kembali siklusnya pada lap berikutnya.
b.      Hill Repeat
Hill repeat adalah latihan pada jalan dengan kemiringan secara berulang dalam satu sesi. Caranya, lari menanjak secepatnya, lalu menurun dengan santai untuk pemulihan. Jumlah repetisi tergantung pada panjang dan kecuraman tanjakan, semakin mudah menuju puncak semakin banyak repetisinya.
Lari pada tanjakan atau turunan memberi beban yang cukup besar pada kaki dan seluruh tubuh secara mekanis juga secara metabolikal. Menanjak akan memberi beban pada otot kaki yang mendorongan ke belakang, sementara gerakan menurun akan membebani otot pendorong ke depan dan daya tampung impuls kaki. Selain meningkatkan VO2MAX latihan hill repeat juga merangsang tubuh untuk menbentuk jaringan otot pada kaki. Semakin cepat larinya, semakin terangsang pertumbuhan jaringannya.
Latihan lari hill repeat. Semakin curam dan semakin panjang tanjakannya, semakin besar hasil latihan.
c.       Tempo Run
Tempo run mirip dengan Interval, namun dengan intensitas yang lebih rendah tetapi jangka waktu yang lebih lama. Pola interval untuk tempo run biasanya adalah 2 atau 3 menit lari cepat dan 1 menit pemulihan, lalu ulangi 5 kali atau lebih. Pace untuk fase lari cepat adalah yang "keras tapi nyaman", jadi batas kekuatan sudah memasuki batas laktat, sedikit di atas batas kekuatan fungsional. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penghasilan tenaga kaki dan untuk melatih mental menghadapi kelelahan dan penumpukan asam laktat.

Jika cenderung hanya melakukan salah satu latihan di atas memang berefek, tapi tidak maksimal. Untuk mendapatkan hasil latihan yang optimal, dibutuhkan kombinasi dari ketiga latihan tersebut dalam urutan, jumlah dan intensitas tertentu. Yang direkomdasikan adalah latihan interval yang pertama karena butuh kondisi yang sangat fit, selanjutnya hill repeat pada hari yang sama, untuk meningkatkan VO2MAX. Setelah satu hari istirahat, baru lakukan tempo run untuk memanen peningkatan tersebut agar siap pakai untuk lari jarak jauh.

6.       Latihan Extra : Latihan Semi-dehidrasi
Konsep latihan ini sederhana, yaitu untuk menekan tubuh dalam keadaan kurang terhidrasi. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tubuh dalam berkeringat sehingga tidak perlu minum berlebihan selama lari. Latihan ini juga bermanfaat untuk melatih mental, agar terus maju walau keadaan seberat apapapun. Karena itu, mental dan psikologis berperan besar dalam latihan ini. diperlukan modal fisik yang kuat sebelum melakukan latihan ini, jadi disarankan untuk melakukan lari jauh diatas 3 km beberapa kali terlebih dahulu.
Cara latihannya sederhana, cukup terus beraktivitas yang mencucurkan keringat (seperti lari) dan paksa tubuh untuk tidak berhenti. Sesuaikan pace lari, yang penting tidak berhenti. Jika merasa sangat haus, minum air hanya sebanyak setutup botol, sekedar untuk membasahi tenggorokan dan melegakan pernafasan agar dapat terus melaju. Lakukan latihan ini 1-3 jam, sesuai kemampuan. Selain berlari, dapat juga dilakukan gerakan lain seperti berjalan membawa ransel berat, atau bersepeda.

7.       Istirahat dan Pola Jadwal
Dalam pelatihan atletik, istirahat termasuk dalam program latihannya. Setelah berlatih, tubuh akan memulihkan diri. Namun untuk melakukan pemulihan, tubuh tidak boleh dalam kondisi aktivitas berat. Jika tubuh terus menerus berlatih setiap hari, manfaat latihan malah tidak akan efektif. Maka, luangkan sebagian hari untuk istirahat setiap kali latihan.
Tidur adalah hal esensial dalam hal atletik, karena pada saat itulah pemulihan terjadi. Tidur yang cukup juga membuat tubuh segar dan siap dipacu. Waktu tidur yang terbaik untuk atletik adalah 8 – 10 jam.
Untuk pola hari latihan, latihan otot dasar dan otot lari dapat dilakukan 5 hari seminggu, sehingga sisa harinya dipakai untuk istirahat, dan intensitas dapat dikurangkan setelah merasa cukup. Luangkan sehari istirahat setelah dua atau tiga hari latihan interval. Setelah lari jauh dengan jarak baru, luangkan tiga hari sampai seminggu, tergantung kebutuhan tubuh. Untuk lari jauh dengan jarak setengah dari kemampuan maksimum tubuh, dapat dilakukan dua hari sekali.

SEJARAH ATLETIK DI INDONESIA

A. Atletik Di Indonesia pada Zaman penjajahan
Di Indonesia atletik dikenal lewat bangsa Belanda yang selama tiga setengah abad telah menjajah negeri ini. Namun demikian atletik tiada dikenal secara luas. Yang mendapat kesempatan melakukan latihan-latihan atletik hanyalah sekolah-sekolah dan kemiliteran saja, itupun sekedar untuk melengkapi kebutuhan pendidikan jasmani saja. Organisasi atletik pertama kali didirikan di Indonesia pada Zaman Belanda adalah Nederlands Indisehe Atletiek Unie yang disingkat NIAU yang dalam bahasa Indonesia berarti : Perserikatan Atletik Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1917. Propaganda untuk menyebarkan atletik memang ada tetapi usaha untuk mendirikan perkumpulan-perkumpulan atletik atau cabang dari NIAU hanya dapat terlaksana dibeberapa kota besar yang mempunyai sekolah-sekolah lanjutan dan yang ada tangsi-tangsi militernya, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta,Semarang, Solo, Medan.     
Pada zaman itu tiap tahun diadakan perlombaan/kejuaraan atletik di Jakarta yang penyelenggaraannya bertepatan dengan penyelenggaraan Pasar Gambir (semacam Jakarta fair sekarang) pada akhir bulan Agustus atau awal September. Atlet yang menonjol prestasinya pada aman penjajahan Belanda itu antara lain: Mohammad Noerbambang, pelari 100m yang konon pernah mencapai 10,8 detik dan Harun Alrasyid pelompat tinggi yang pernah melewati mistar mencapai 1,80m dan lompat jauhnya mendekati 7,00 m. Pada zaman pendudukan Jepang selama tiga setengah tahun mulai awal tahun 1942 sampai Agustus 1945 , keolahragaan pada umumnya mengalami perkembangan. Semua pelajar mahasiswa melalui siaran radio yang dikenal dengan 22nama Radio Taiso menyelenggarakan latihan-latihan dari berbagai cabang olahraga,termasuk senam dan atletik. Atletik mendapat perhatian yang cukup baik.
Hampir setiap menjelang tutup tahun ajaran diadakan pertandingan-pertandingan olehraga dengan atletik sebagai nomor utamanya, baik yang berbentuk pertandingan antar kelas, antar sekolah atau antar kota. Pada tahun 1943 di Solo diselenggarkan perlombaan atletik segitiga antar pelajar Sekolah Menengah Bandung, Yogya, dan Solo. Pelajar-pelajar dari Bandung di bawah panji-panji GASEMBA (Gabungan Sekolah Menengah Bandung ) dari Yogya GASEMMA ( Gabungan Sekolah Menengah Mataram ) dan dari Solo GASEMBO  (Gabungan Sekolah Menengah Solo ). Perlombaan atletik untuk umum juga sering diadakan. Lari jarak jauh dan lari jarak pendek dengan membawa beban adalah yang paling sering diperlombakan.  Dalam bidang organisasi selama masa pendudukan Jepang ini juga nampak ada kemajuan. Perhimpunan-perhimpunan atletik juga bermunculan dibeberapa kota besar, antara lain IKADA ( Ikatan Atletik Djakarta ),GABA ( Gabungan Atletik Bandung ), IKASO ( Ikatan Atletik Solo) IPAS ( Ikatan Perhimpunan Atletik Surabaya ) dan lain-lain. Pada tahun 1949 oleh ISI ( Iakatan Sport Indonesia ) diselenggarakan Pekan Olahraga di lapangan IKADA yang diikuti oleh sejumlah atlet dari seluruh Jawa. Atlet-atlet yang menonjol pada pendudukan Jepang antara lain : Soetantio, pelari 100m yang mencapai 11,00 detik. Soetrisno , atlet Pancalomba dan Bram Matulessi, pelempar Lembing.
B.     Atletik setelah Indonesia Merdeka
Dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta, maka terbukalah bagi bangsa Indonesia untuk memajukan dan mengembangkan bangsa dan negara dalam segala bidang, termasuk memajukan keolahragaan pada umumnya dan khususnya cabang olahraga atletik. Meskipun pada waktu itu bangsa Indonesia sedang berjuang mati-matian untuk mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda dengan sekutunya yang ingin kembali menjajah Indonesia, namun rakyat Indonesia terutama para pelajar dan mahasiswanya masih tetap melakukan atletik. Ditempat-tempat yang tidak diduduki tentara Belanda, disaat-saat tidak melakukan perang gerilya, mereka berlatih dan berlomba atletik yang merupakan cabang olahraga yang digemari.  Pada bulan Januari 1946 dikota Solo diselenggarakan kongres yang ingin menghidupkan kembali semangat keolahragaan di Indonesia,maka didirikan “PORI” (Persatuan Olahraga Republik Indonesia). Langkah pertama yang dilakukan PORI adalah menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON). Maksud penyelenggaraan PON pada masa revolusi fisik melawan kekuatan Belanda dengan sekutunya yang menduduki kota-kota besar diIndonesia, mengandung tujuan yang lebih mulia ialah memberi kejutan politik kepada dunia agar terbuka matanya bahwa negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu benar-benar ada. PON diadakan di Solo dibuka oleh Presiden Soekarno pada tanggal 12 September 1948, dihadiri oleh wakil Presiden dengan segenap anggota kabinet,hadir pula wakil-wakil dari negara lain termasuk pejabat Komisi Tiga Negara PBB diIndonesia. Atlet-atlet yang terkenal pada waktu itu adalah :
- Soedarmodjo , sebagai pelompat tinggi
- Arie Mauladi , sebagai pelompat jangkit
- Soetopo , menjuarai 5000 m dan 10.000 m
- Nasir Rosydi , pelari gawang dan lompat jauh
- Fuat Sahil , pelari 400 m
- Soetrisno , tolak peluru dan lempar cakram
- Darwati , pelari 100 m
- Anie Salamun , Pelempar cakram
Pada tanggal 3 September 1950 berkumpullah tokoh-tokoh atletik dari perhimpunan atletik beberapa daerah Indonesia di kota Semarang untuk membentuk Induk organisasi atletik bagi seluruh wilayah Indonesia. Lahirlah kemudian organisasi atletik yang diberi nama “ Persatuan Atletik Seluruh Indonesia” disingkat PASI. Sebagi langkah pertama di Bandung pada bulan Desember 1950 yang diikuti tidak hanya atlet-atlet dari pulau Jawa tetapi juga dari Sulawesi. Langkah selanjutnya adalah menjadikan PASI dapat diterima sebagai anggota IAAF agar atlet-atlet Indonesia dapat mengikuti Olympiade dan perlombaan-perlombaan Internasional lainnya. Pemusatan latihan yang pertama kali diadakan di Yogyakarta dalam rangka persiapan pengiriman atlet untuk mengikuti Asian Games I yang diselenggarakan di New Delhi, India pada bulan Maret 1951. beberapa atlet yang memperoleh medali perunggu pada Asian games I adalah :
- Soedarmodjo , untuk lompat tinggi
- Hardarsin , untuk lompat jangkit
- A.F Matulessy , untuk lempar lembing
- Anie Salamun , untuk lempar cakram
- Regu estafet 4 x 400 m atas nama : Tri Wulan, Nyi. Soerjowati, Darwati, dan Lie Jiang Nio.
PON II diselenggarakan di Jakarta bulan Oktober 1951. Atletik merupakan perlombaan nomor utama. Selanjuntnya PASI memutuskan untuk menyelenggarakan kejuaraan atletik setiap tahun. Tahun 1952 di langsungka kejuaraan Nasional di Surabaya. Untuk pertama kali PASI mengirimkan atletnya ke olympiade pelompat tingginya Soedarmodjo dikirimkan ke olympiade di Helsinki. Tahun 1953 dilangsungkan PON III di Medan. Tahun 1954 dilangsungkan kejuaraan Nasional. Yang selalu mendominasi perlombaan atletik Nasional adalah Dasuki, untuk lari 100 m, Yopie Timisela, untuk lari 400 m dan 10.000 m, Soetrio untuk lompat tinggi galah dan Dasalomba. Soedarmodjo, Maridjo dan Okamona untuk lompat tinggi. Hendarsin dan Bin Suryo untuk lompat jangkit. Soetrisno, Sarbe Hupono dan Bram Matulessi untuk nomor lempar cakram dan tolak peluru. Tahun 1955 dilangsungkan Kejuaraan Nasional di Jakarta. Indonesia mendatangkan Bin Miner untuk membentuk Coach-coach atletik di Indonesia yang pada waktu itu belum dimiliki. Tahun 1957 penyelenggaraan PON IV di Makasar (Ujung Pandang). Tahun 1958 kejuaraan Nasional di Jakarta. PASI mengirimkan atletnya ke Asian Games ke-3 diTokyo.
Atlet putri Kamah, berhasil memperoleh medali perunggu untuk lempar lembing. Tahun 1959 kejuaraan Nasional di Jakarta. Tahun 1960 seleksi Nasional di Bandung dalam rangka persiapan Asian Games ke-4 yang akan diselenggarakan di Jakarta tahun 1962. Disamping itu PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade di Roma untuk mempelajari seluk beluk penyelenggaraan Olympiade dalam rangka persiapan  menjadi tuan rumah Asian Games yang akan diselenggarakan di jakarta. Semenajk ditetapkan Jakarta sebagai tempat penyelenggaran Asian Games IV , PASI berusaha sekuat tenaga agar dapat mencapai sukses bukan hanya sukses dalam penyelenggaraan tetapi juga sukses dalam prestasi atlet-atletnya. PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade Roma dan mendatangkan tenaga-tenaga penasihat dari Jepang yang telah berhasil sebagai penyelenggara Asian Games III. Dibidang peningkatan prestasi PASI mendatangkan pelatih-pelatih dari luar negeri. Pelatih yang didatangkan adalah Bin Miner, Norman Ford dan Tom Rosandich dari Amerika Serikat, disamping untuk meningkatkan prestasi para atlet yang dimasukkan dalam pusat latihan atau TC (Training Center), mereka juga dimafaatkan untuk menatar kader-kader pelatih. Indonesia. Segala persiapan menjadi tuan rumah Asian Games IV berjalan lancar, berkat bantuan sepenuhnay dana dan fasilitas dari pemerintah RI.  Tahun 1962 Asian Games IV dilaksanakan di Jakarta. Pemusatan latihan yang dilakukan dengan persiapan yang cukup ternyata membuahkan hasil yang membanggakan. Untuk pertama kali atlet-atlet Indonesia dapata memperoleh medali emas dalam perlombaan Internasional meskipun bari tingkat Asia. Mohammad Sarengat memperoleh 2 medali emas untuk lari 100 m (10,4) dan Untuk lari gawang 110 m (14,3) serta dua perunggu untuk lari 200 m ( 21,6). Awang Papilaya memperoleh 2 medali perunggu untuk 800 m (2:40,8) dan Lompat jauh. Regu estafet 4 x 100 m putri memperoleh medali perunggu atas nama Suratmi, Emawati, W.Tomasoa, Wiewiek Machwijar (50,5). Tahun 1963 penyelenggaraan GANEFO I di
Jakarta.
a)Medali Emas di capai oleh :
- Jootje Oroh lari 200 m (21,8)
- Regu 4 x 100 m putra (41,8) atas nama Jootje Oroh, Soenjoto, Mohammad Sarengat dan Bambang Wahyudi.
- Regu 4 x 400 m putra ( 3:20,6) atas nama Aminuddin M, Agus Soegiri, Strive Mainake, dan Stive Thenu.
b)Medali perak di capai oleh :
- regu 4 x 100 m putri (50,5) atas nama Emawati, Soeratmi,W.Tomasoa. dan W.Machwijar.
- Mohammad Sarengat lari gawang 110 m (14,6)
- I Gusti Ngurah Manik lempar lembing (65,53)
- Abdul Rab Khan dasalomba (nilai 5807)
- Nicky Pattiasina lari 3.000 m Steeple chase (9:28,9)
c)Medali perunggu dicapai oleh :
- Wlily Tomasoa lari 200 m (26,8)
- Soeratmi lari 400 m (58,8)
- Soeratmi lari 800 m (2:20)
- Emawati lari gawang 80 m (12,5)
- Ni Luh Armoni Widari lompat jauh (5,45)
- Jean Toar lempar lembing (39,31)
- Ni Luh Armoni Widari pancalomba (nilai 3407)
- Aminuddin Machmud lari 400 m (50,3)
- Z. Lesnussa lari 10.000 m (32:51,1)
- Ismail Abiddin lari marathon (31.01:40.8)
Rekor Nasional banyak sekali diciptakan pada periode tahun 1962-1963 ini.
Tehun 1964 kejuaraan Nasional di Jakarta. Sayang pada tahun ini karena alas an politis, Indonesia tidak mengikuti Olympiade yang diselenggarakan di Tokyo, meskipun atletnya telah dipersiapkan dengan baik. Pada tahun 1964 ini Indonesia mengirimkan atlet-atletnya ke RRC. Beberapa rekor dipecahkan ternyata sampai sekarang masih bertahan. Rekor Untung Pribadi lompat tinggi galah (3,95), I G.Ngurah Manik lempar lembing 66,91, Usman Effendi tolak peluru 15,26.
Tahun 1965 meletuslah peristiwa G30S/PKI yang merupak tragedi nasional bagi bangsa Indonesia , sehingga PON VI yang sedianya akan dilaksanakan di Jakarta gagal. Tahun 1966 mengikuti SEA GAMES V di Bangkok. Medali perak didapatkan oleh regu 4 x 100 m atas nama Soepardi, Jootje Oroh, Bambang Wahyudi dan Agus Soegiri.. meskipun tidak memperoleh medalai, beberapa rekor Indonesia telah dipecahkan di Bangkok yang sampi tahun 1979 belum diperbaharui antara lain rekor lari 800 m oleh Charanjit Singh (1:50,7) ; rekor lari 4 x 100 m : oleh Eddy, Charanjit Singh,V Gosal dan Agus Sorgiri (3:15,3) ; rekor lari 3.000 m Steeple chase oleh Nicky Patiasina (9:25,1) ; tahun 1968 kejuaraan Nasional di Jakarta yang dikuti oleh para atlet dari Singapura. ; Tahun 1969 PON VII di Surabaya ; tahun 1970 kejuaraan di Semarang, Indonesia mengirimkan atletny untuk mengikuti Asian Games VI di Bangkok. Hasil yng diperoleh medali perunggu untuk lari 200 m dan 100 m atas nama Carolina Rieuwpassa. Tahun 1971 kejuaraan nasional di Jakarta.
PASI bekerja sama coaching clinic atletik yang diikuti oleh 45 orang coach muda dari seluruh daerah di Indonesia. Carolina Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk berlatih menghadapi olympiade Munich. Selama berlatih di jermania memperbaiki rekor Nasional 100 m menjadi 11,7 detik dan 200 m menjadi 22,2 detik sampai tahun 1979 rekor ini belum ada yang menumbangkannya. Tahun kejuaraan Nasional di Jakarta Carolina Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk mengikuti Olympiade di Munich. Pada lari 100 m babak penyisihan ia menduduki urutan kedatangan ke 6 dengan catatan waktu 12,23 sedangkan pada lari 200 m babak pendahuluan ia menempati urutan kedatangan ke 6 dengan catatan waktu 24,68 detik. Kemudian PASI mengirimkan 22 atlet kekejuaraan atletik Asia di Manila tanpa memperoleh medali.
Tahun 1975 kejuaraan Nasional di Jakarta. Pada tahun ini di selenggarakan Asian Games VII di Taheran Indonesia tidak mengirimkan tim atletik.  Tahun 1975 kejuaraan di Jakarta disamping itu untuk meningkatkan prestasi atletik di Indonesia perlu meningkatkan frekwensi perlombaan. Maka pada tahun 1976 ini diselenggarakan kejuaraan atletik se-Jawa dan Bali di Semarang tahun 1976 merupakan tahun penyelenggaraan Olympiade. Indonesia mengirimkan Carolina Rieuwpassa untuk mengikuti olympiade di Montreal. Beberapa atlet ke Pakistan dan Malaysia. Tahun 1977 penyelenggaraan PON IX di Jakarta. Untuk pertama kali Indonesia mengikuti SEA GAMES IX di Kuala Lumpur. Indonesia memperoleh 2 medali emas melalui Carolina Rieuwpassa untuk lari 100 m dan Usman Efendi untuk lempar cakram, serta 5 medali perak dan medali perunggu.
Tahun 1978 Asian Games VII diselenggarakan di Bangkok. Athun 1978 kejuaraan di Jakarta diikuti juga oleh atlet dari Singapura. Sebagai balasan ikut sertanya atlet mengikuti Sukan di Singapura. Beberapa rekor di pertajam : Jefrry Matahelemual memperbaiki rekor dari 200 m menjadi 21,1 detik. Mujiono memperbaiki rekor dari 400 m menjadi 47,8 detik. Regu nasional 4 x 100 m memecahkan rekor menjadi 40,930detik. Meny Moffu memperbaiki rekor lari gawang menjadi 51,9 detik. Starlet memperbaiki rekor 800 m menjadi 2:14,0 detik yang juga mempertajam rekor lari 1.500 m menjadi 4:36,4 detik. Tahun 1978 adalah tahun penyelenggaraan Asian Games VIII yang seharusnya dilaksanakan di Pakistan, tetapi karena situasi Negara Pakistan tidak memungkinkan kemudian diselenggarakan di Bangkok. Karena alasan politis penyelenggaraan perlombaan atletik Asian Games VIII tidak mendapat restu dari IAAF dan pesertanya diancam skorsing. Dengan pertimbangan Indonesia akan menjadi tuan rumah SEA GAMES I tahun 1979, maka Indonesia tidak mengirimkan atlet-atletnya.
Tahun 1979 indonesia menjadi tuan rumah SEA GAMES X di Jakarta. Indonesia memperoleh 3 medali emas melalui Henny Maspaitela untuk lari 200 m. Meny Moflu untuk lari gawang 400 m dan regu estafet atas nama Meny Moflu,haryanto,Matias Mambay dan Mujiono. Sejak tahun 1984 banyak rekor bertumbangan lagi. Tahun 1984 Purnomo memecahkan rekor lari 100 m menjadi 10.39 detik. Di bagian wanita Henny Maspaitena memecahkan rekor 100 m menjadi 11,61 detik pada tahun 1985. Pada tahun ini pula Ketut Widiana dalam lompat tinggi dengan lompatan 2,04 m. Prestasi atletik Indonesia masih ketinggalan dari negaranegara lain. Untuk kawasan Asia Tenggara sidah dapat mulai berbicara, tetapi untuk tingkat Asia lebih-lebih dunia masih jauh tertinggal. Ini menjadi tanggung jawab bagi generasi muda terutama bagi kita semua para pelajar yang hobi beroleh raga Atletik untuk mengejar ketinggalan.
                        

Atletik

Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

Sejarah

Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama pada tahun 776 sebelum Masehi dimana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada beberapa “Games” yang digelar selama era klasik Eropa: Panhellenik Games The Pythian Game (dimulai 6 Sebelum Masehi) digelar di Argolid setiap dua tahun. The Isthmian Game (dimulai 523 Sebelum Masehi) digelar di Isthmus dari Corinth setiap dua tahun. The Roman Games Berasal dari akar Yunani murni, Roman game memakai perlombaan lari dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di Yunani, olahraga Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang juga sama-sama 527 Sebelum Masehi digelar di Delphi tiap empat tahun. The Nemean Games (dimulai 51 memakai panggung). Masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti bangsa Kelt, Teutonik, dan Goth yang juga digemari orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan tempur. Di masa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi.
Di abad 19 organisasi formal dari event modern dimulai. Ini termasuk dengan olahraga reguler dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary College di Sandhurst mengklaim menggunakan ini pertamakali pada tahun 1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata. Pertemuan yang paling tua diadakan di Shrewsbury, Shropshire di 1840 oleh Royal Shrewsbury School Hunt. Ada detail dari seri pertemuan tersebut yang ditulis 60 tahun kemudian oleh C.T Robinson dimana dia seorang murid disana pada tahun 1838 sampai 1841. Eeck Military Academy dimana Woolwich menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diorganisir pada tahun 1849, tetapi seri reguler pertama dari pertemuan digelar di Exeter College, Oxford dari 1850.
Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400m di trek di hampir semua even yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di dalam trek. Atletik termasuk di dalam Olimpiade modern pada tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya kemudian. Wanita pertama kali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event Olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun 1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor pada tahun 1983. Ada beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan Commonwealth Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas professional, diakumulasi dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer.
AAU (Amateur Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai runtuh dibawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah badan baru bernama The Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya dinamai USA Track and Field (USATF atau USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan. Di masa modern, atlet sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan “amatirisme” yang ada sebelumnya.

Lintasan dan lapangan dalam ruang

Ada dua musim dalam lintasan dan lapangan. Ada musim indoor,selama musim dingin dan musim outdoor, digelar selama musim semi dan panas. Kebanyakan lintasan indoor adalah 200m dan terdiri dari empat atau enam jalur. Seringkali sebuah lintasan indoor memiliki belokan yang lurus untuk mengkompensasikan belokan yang ketat. Dalam lintasan indoor atlet berkompetisi sama dengan event lintasan di outdoor dengan pengecualian untuk lari 100m dan 110/100m haling rintang (diganti dengan sprint 60m dan 60 m hlang rintang di tingkat kebanyakan dan kadang 55m sprint dan 55m haling rintang di tingkat SMA) dan lari 10.000m, jalan cepat 300m, dan 400m haling rintang. Indoor juga mendapat tambahan lari 3000m yang normalnya pada tingkat kampus dan elit dibandingkan memakai 10.000m. marathon 5.000m adalah event lari jauh yang paling umum, walaupun ada situasi dengan jarak lebih jauh pernah dilombakan. Di medio abad 20, ada seri perlombaan duel di Madison Square Garden (New York) lintasan indoor, beberapa menampilkan dua orang berlomba marathon (26,2 mil). Tetapi, ini sangat jarang terjadi. Dalam keadaan tertentu, ada juga balapan 500m dibandingkan 400m yang ada normalnya di event outdoor, dan di kejuaraan kampus indoor dua-duanya dilombakan.
Di event lapangan, perlombaan indoor hanya menampilkan lompat tinggi, lompat galah, lompat jauh, lompat ganda dan menembak. Lembar lembing, lempar bola besi dan tolak peluru ditambahkan hanya untu event outdoor, dimana normalnya tidak ada ruang yang cukup dalam stadion indoor pada perlombaan tersebut. Event unik dari perlombaan indoor (terutama di Amerika Utara) adakah lempar beban seberat 300, 600, 1000 dan 35 pon. Di Negara lain, terutama Norwegia, lompat jauh berdiri dan lompat tinggi berdiri juga dilombakan, bahkn di Kejuaraan Nasional untuk atlet multi-event ada Pentathlon untuk wanita (yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru dan 800m) dan heptathlon untuk pria (yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru, 60m lari, lompat galah dan 1000m lari) indoor. Untuk outdoor ada heptathlon untuk wanita dan decathlon

Lintasan dan lapangan luar ruang

Lintasan dan Lapangan luar ruangan biasanya dimulai dan diakhiri selama musim semi. Kebanyakan lintasan adalah berbentuk oval untuk keadaan 400m. Tetapi, beberapa lintasan tua berukuran 440 yardm dimana ada beberapa lintasan yang tidak oval dan tidak 400m/440 yard karena keadaan geografis. Lintasan modern memakai permukaan yang dikaretkan, dan lintasan yang lebih tua memakai pasir atau kerikil. Lintasan normalnya memakai 6-10 jalur dan bisa termasuk sebuah jalur langkah dan selokan di salah satu belokan. Jalur ini isa ada di luar atau di dalam lintasan, membuat tikungan yang lebih sempit atau lebar. Sangat umum dimana lintasan itu akan mengelilingi sebuah lapangan bermain yang dipakai untukAmerican Football, sepak bola, atau lacrosse. Lapangan di dalam ini biasanya dikenal dengan lapangan dalam dan permukaanya memakai rumput atau karpet buatan, dan tempat diaman tim menggelar kamping selama turnamen panjang. Tetapi lempar lembing, bola besi dan cakram biasanya dilombakan di luar lapangan di lapangan lain karena membutuhkan ruangan yang lebih luas, dan implementasinya mungkin bisa merusak lapangan yang dipakai atau lintasan.